-->

Selasa, 21 Agustus 2012

Cara Kerja Otak Kita


Training Inner Beauty


Motivasi


Filosofi Belajar


Teori Koneksionisme


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Teori Koneksionisme
Koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun Berhaviorisme. Teori belajar koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1874-1949). Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun 1895, S2 dari Harvard tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898. Buku-buku yang ditulisnya antara lain Educational Psychology (1903), Mental and social Measurements (1904), Animal Intelligence (1911), Ateacher’s Word Book (1921),Your City (1939), dan Human Nature and The Social Order (1940).
Teori Thorndike dikenal dengan teori Stimulus-Respons. Menurutnya, dasar belajar adalah asosiasi antara stimulus (S) de¬ngan respons(R). Stimulus akan memberi kesan ke-pada pancaindra, sedangkan respons akanmendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Asosiasi seperti itu disebut Connection.Prinsip itulah yang kemudian disebut sebagai teori Connectionism.
Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Dari eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box) diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha –usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Adanya pandangan-pandangan Thorndike yang memberi sumbangan yang cukup besar di dunia pendidikan tersebut maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh pelopor dalam psikologi pendidikan.

Kurikulum


Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli
1.        Nengly and Evaras (1976), Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
2.         Inlow (1966), Kurikulum adalah susunan rangkaian dari hasil belajar yang disengaja. Kurikulum menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi) dari hasil pengajaran.
3.        J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut” The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, on the play ground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.
4.        Valiga, T & Magel, C., Kurikulum adalah urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak.
5.        Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum yaitu to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : ” …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school.
6.        Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu;
7.        Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
8.        Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.

Jawaban UTS Pengelolaan Pendidikan


Nama              : Alifah Ulfah
NIM                : 1005151
Jurusan          : Pendidikan Teknologi Agroindustri
Mata Kuliah  : Pengelolaan Pendidikan
Dosen              : Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd.

1.        Jelaskan makna istilah-istilah: (a) pendidikan, (b) pengajaran, (c) pelatihan, (d) kebudayaan, (e) peradaban, dan (f) keterkaitan hubungan di antara kelima istilah itu!
Jawab:
a.         Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sumber: UUSISDIKNAS NO. 20 Tahun 2003).
Pendidikan merupakan usaha yang diciptakan lingkungan secara sengaja dan bertujuan untuk mendidik, melatih, dan membimbing seseorang agar dapat mengembangkan kemampuan individu dan sosial.
Sumber:
Komariah, Aan. Et al. 2010. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.

b.      Pengajaran adalah aktivitas atau proses yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan atau kemahiran yang tertentu. Meliputi perkara-perkara seperti aktivitas perancangan, pengelolaan, penyampaian, bimbingan, dan penilaian dengan tujuan menyebarkan ilmu pengetahuan atau kemahiran kepada pelajar-pelajar dengan cara yang berkesan.

c.       Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori, atau pelatihan merupakan aktivitas antara ahli (expert) dan pembelajar (learner) bekerja sama dalam rangka mentransfer informasi secara efektif dari ahli  kepada pembelajar (learner) untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keahlian pembelajar sehingga pembelajar dapat menampilkan pengerjaan tugas dan pekerjaan lebih untuk selanjutnya.

d.      Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sumber:

e.       Peradaban merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari yang lain , tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Atau peradaban adalah pencapaian dan pembangunan manusia dalam segala bidang termasuk dalam bidang fisikan ataupun spiritual. Peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat. Seringkali istilah peradaban digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat “kompleks”, masyarakat yang mempraktikan pertanian intensif, memiliki pambagian kerja, dan kepadatan penduduk yang mencukupi untuk membentuk kota-kota. Peradaban dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global). Istilah peradaban sendiri sebanarnya lebih digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya.
Sumber:

Model Kooperatif Jigsaw


Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (Model Tim Ahli)
Dalam era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan, sehingga informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar. Keaktifan disini berarti keaktifan mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung keaktifan fisik dan tidak nya berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalakan satu sumber komunikasi. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan adalah kooperatif tipe jigsaw.
Teori yeng melandasi pembelajaran kooperatif jigsaw adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktifisme dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana sisiwa secara individu menemukan dan mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa imformasi dengan aturan dan merivisinya bila perlu (soejadi dalam teti sobri, 2006. 15).
Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu mengkondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa, menumbuhkan aktifitas dan daya cipta kreativitas sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pemebelajaran. Dalam teori konstruktivisme ini lebih mengutamakan pada pembelajaran siswa yang dihadapkan masalah-masalah komplek untuk di cari solusinya, selanjutnya menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana dan keterampiulan yang diharapkan.
Pembelajaran kooperatif (cooperatf learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelopok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai dengan enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat Heterogen.
Pada hakekatnya coopertaif learning sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu banyak guru yang menyatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam kooperatif learning karena mereka telah biasa melakukan pembelajaran kooperatif learning dalam bentuk belajar kelompok, walaupun tidak semua belajar kelompok disebut dalam kooperatif learning seperti dijelaskan oleh Abdulhak (2001: 19-20) “pemebelajaran kooperatif dilaksanakan melalui shering proses antara peserta didik sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri.”

Konformitas Dalam Perilaku Tawuran antar Pelajar

Konformitas Dalam Perilaku Tawuran antar Pelajar
Konformitas menurut Brehm dan Kassin adalah kecenderungan untuk mengubah persepsi, pendapat, perilaku seseorang sehingga konsisten dalam perilaku atau norma kelompok. Setiap seseorang yang masuk kedalam suatu kelompok memilikii kecenderungan untuk menyamakan presepsi, pendapat dan perilaku seseorang terhadap kelompoknya. Kelompok tidak hanya terdiri dari lima atau sepuluh orang. Satu sekolah pun bisa dinamakan kelompok.
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya konformitas adalah Memiliki ikatan yang kuat terhadap kelompoknya, merasa bahwa kelompoknya merupakan hal yang penting dalam hidupnya dan sangat besar pengaruhnya, tingginya status seseorang yang ada dikelompok dianggap bisa dijadikan contoh karena ada sesuatu hal yang lebih dari orang tersebut, pengaruh informasi karena subjek bisa memperoleh informasi dari kelompoknya tersebut, kepercayaan terhadap kelompok karena subjek sudah mengenal lama kelompoknya sehingga subjek percaya terhadap pendapat kelompoknya, kepercayaan yang lemah terhadap penilaian diri sendiri karena merasa tidak percaya diri dan tidak yakin kepada dirii sendiri sehingga membuat subjek menjadi bergantung kepada teman-temannya, rasa takut terhadap celaan sosial dan penyimpangan seperti mau melakukan apa saja untuk kelompok agar tidak disisihkan dan dicela, dalam sebuah kelompok setiap anggota tidak lepas dari kata konformitas dimana sesorang memiliki kecenderungan untuk berperilaku sama sesuai dengan norma kelompok.
Konformitas memiliki pengaruh kuat dalam terjadinya tawuran antar pelajar, berawal dari salah satu anggota sebagai pemicu perilaku, maka yang lain juga akan memiliki kecenderungan untuk melakukan hal yang sama. Bisa dengan mengolok-olok, melempar batu, memukul, dan lainnya.

Senin, 13 Agustus 2012

Teori Antrian


BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Antrian merupakan kejadian yang biasa ditemui dalam  kehidupan sehari-hari. Misalnya, menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket bioskop, antrian kendaraan pada pintu tol, antrian pada pencucian mobil, antrian pasien untuk mendapatkan pelayanan rumah sakit (Lasono, 2009).
Proses antrian yang terjadi saat ini tidak selalu  mencerminkan suatu antrian yang lancar. Berbagai permasalahan  dalam proses antrian sering terjadi karena beberapa faktor. Faktor  tersebut ialah adanya jumlah pelayan yang terbatas dalam
memenuhi permintaan pelayanan pelanggan sehingga hal ini  dapat menciptakan sebuah antrian yang panjang. Proses antrian dipengaruhi pula oleh jumlah pelanggan yang semakin banyak dan kualitas pelayanan. Apabila sistem pelayanan berada pada kondisi tingkat pelayanan yang lambat atau sistem  down karena server ditempati oleh server yang lain, adanya prioritas yang lebih diutamakan, maka terjadi ketidaksabaran pada diri para pelanggan. Dengan kata lain fenomena yang terjadi pada antrian ialah pelayanan masih berjalan tetapi dengan tingkat pelayanan yang lebih lambat dari sebelumnya. Apabila sistem pelayanan tidak diubah sebelum waktu individu pelanggan yang diaktifkan sejak kedatangan berakhir maka hal ini  mengakibatkan para pelanggan meninggalkan pelayanan dan tidak akan kembali lagi.

Makalah Kajian Ayat


BAB 1 Pendahuluan

A.        Latar Belakang

Al-quran memberikan petunjuk ke arah pencapaian kebahagiaan yang hakiki, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan yang hendak di capai bukanlah kebahagiaan berdasarkan perkiraan pikiran manusia saja, melainkan kebahagiaan yang dirancang oleh pemilik dan pencipta kebahagiaan, yakni kebahagiaan abadi. Al-quran memberikan petunjuk yang jelas, yaitu meletakkan seluruh aspek kehidupan kedalam kerangka ibadah kepada Allah SWT. Sebagai kitab petunjuk dan sebagai syariah terakhir, Al-quran membawa nilai-nilai yang pernah ada. Nilai-nilai tersebut menyentuh semua potensi manusia dan segala aspek serta bidang kehidupannya. Salah satu nilai yang terdapat atau diajarkan dalam Al-quran adalah bersikap istiqomah atau teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal saleh. Istiqomah berarti berpendirian teguh atas jalan yang lurus, berpegang pada aqidah dan melaksanakan syariat dengan teguh, tidak berubah dan berpaling walau dalam keadaan apapun. Fungsi petunjuk dari Alquran akan bermanfaat sesuai tujuannya apabila manusia menggunakannya sesuai petunjuk.

B.       Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kaum muslimin yang telah mengenal agama Islam yang hanif ini dan telah mengenal lebih mendalam ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa mengetahui bagaimanakah kiat agar tetap istiqomah dalam beragama, mengikuti ajaran Nabi dan agar bisa tegar dalam beramal.

Laporan KSL - K3



BAB I
PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang
Kegagalan pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan saat kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah kelelahan (fatigue), kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition), kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training, dan karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan terkonsentrasi di tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat pekerjaan yang mudah menjadi penyebab kecelakaan (elevasi, temperatur, arus listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain-lain), sudah sewajarnya bila pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah keselamatan kerja pada prioritas pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik, maka perusahan/industri/proyek umumnya memiliki organisasi atau bidang dengan tugas khusus menangani masalah keselamatan kerja. Lingkup kerjanya mulai dari menyusun program, membuat prosedur dan mengawasi, serta membuat laporan penerapan di lapangan. Dalam rangka Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan informasi yang akurat, dan tepat waktu untuk mendukung proses perencanaan serta menentukan langkah kebijakan selanjutnya.
Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi serta membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta pasar bebas (AFTA) kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk Indonesia. Beberapa komitmen global baik yang berskala bilateral maupun multilateral telah mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi standar. Standart acuan terhadap berbagai hal terhadap industri seperti kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah dituntut untuk menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9000, QS-9000) serta Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka bukan tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pasar internasional.
Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan perundangan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomuor : PER.05/MEN/1996.
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Resume Buku "Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup"


BAB 1
PENDAHULUAN


A.  Garis Besar Isi Buku

Garis besar isi buku ini adalah menerangkan tentang apa makna, tujuan, dan metode memahami Islam, apa itu manusia, agama, dan Islam, makna dari keimanan dan ketakwaan, penjelasan Alquran, Hadis, Ijtihad, Ibadah, Syariah, Fikih, dan hukum Islam, bagaimana membangun keluarga Islami, mengetahui makanan dan minuman yang halal dan haram dalam Islam, menerangkan konsep dasar ekonomi dan dan transaksi dalam sistem muamalah Islam, menjelaskan tentang etos kerja dan entrepreneurship, akhlak dan tasawuf, Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar, serta mengetahui tentang Islam dan isu-isu kontemporernya.

B.  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan resume ini yaitu:
  1. Apa saja isi buku Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup?
  2. Apa saja keunggulan buku tersebut?
  3. Apa saja kelemahan buku tersebut?

C.  Tujuan


Tujuan umum penulisan resume ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pendidikan Agama Islam, dan tujuan khususnya adalah agar pembaca mengetahui secara umum isi dari buku “Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup”, dan lebih mendalami ajaran Agama Islam.

Sabtu, 11 Agustus 2012

Fermentation of Roselle Juice by Lactic Acid Bacteria

Fermentation of Roselle Juice by Lactic Acid Bacteria



Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kesesuaian calyces rosela sebagai bahan baku untuk produksi jus rosela probiotik oleh bakteri asam laktat
(Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus casei). Jus ini difermentasi selama 72 jam pada suhu 30°C dan 37°C secara terpisah dan kemudian dianalisa untuk pH, keasaman, kadar gula dan sel hidup penting. Kedua laktat ditemukan mampu dengan cepat memanfaatkan jus rosela untuk sel sintesis dan produksi asam laktat. Kedua laktat  tumbuh secara signifikan lebih baik pada suhu 30°C untuk pertama kalinya 24 jam dengan peningkatan jumlah sel lebih besar dari 1,5 log cfu/ml. Namun, seperti jumlah sel pada 72 jam kedua suhu tidak jauh berbeda (kurang dari 0,6 log cfu/ml). Kedua strain menghasilkan jumlah yang sama, keasaman titrable dinyatakan sebagai asam laktat. Namun, keasaman titrable dihasilkan sekitar dua kali lebih tinggi pada suhu 30°C dibandingkan dengan suhu 37°C (0,5% vs asam laktat 0,2-0,3%). Setelah 4 minggu didinginkan pada suhu 7°C Lb. plantarum tumbuh pada suhu 30°C tumbuh  signifikan lebih baik daripada yang tumbuh pada 37°C (1,8 X 106 / ml vs 2,9 X 104 cfu / ml) cfu. Penambahan sukrosa pada awal fermentasi meningkatkan jumlah keasaman titrable oleh paling sedikit dua kali (lebih dari 1,1% asam laktat. Namun, kedua kultur laktat tidak bertahan dengan baik pada pH rendah dan kondisi keasaman tinggi. fermentasi jus rosela gula-tambah, jumlah sel hidup adalah sampai dengan 4 X 104 cfu/ml setelah 4 minggu didinginkan pada suhu 7°C.
Kata kunci: makanan, minuman, probiotik, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus casei, Hibiscus sabdariffa

PRINSIP DASAR UMUM PERILAKU


Relevansi Konsep-Konsep Dasar Psikologis dengan Kompetensi Profesional Kependidikan

Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, nonformal, maupun informal, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya secara optimal sehingga ia mencapai suatu taraf kedewasaan tertentu. Guru yang ideal dapat bertugas sebagai konservator dan inovator, transmitor, transformator, dan organisator.
Dalam arti terbatas pendidikan merupakan salah satu proses interaksi belajar-mengajar dalam bentuk formal yang dikenal sebagai pengajaran. Peran guru dalam konteks ini yaitu sebagai perencana, pelaksana, dan penilai.
Untuk konteks Indonesia, tugas guru perlu ditambahkan lagi yaitu sebagai pengubah perilaku peserta didik. Terdapat beberapa aliran yang berkenaan dengan pengertian atau konsep dasar perilaku, yaitu paham holisme yang menekankan bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek intrinsik dari dalam individu merupakan faktor penentu yang penting untuk melahirkan perilaku tertentu meskipun tanpa adanya perangsang yang datang dari lingkungan, dan paham behavioristik yang menekankan bahwa pola-pola  perilaku itu dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan pengukuhan dengan mengkondisikan sstimulus dalam lingkungan.
Pola urutan mekanisme perilaku: Kebutuhan dirasakan à Dorongan timbul à aktivitas dilakukan à tujuan dihayati.
Garis  besar taksonomi perilaku dari Bloom : 1) Kawasan kognitif, Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, Penguraian, Memadukan, Penilaian. 2) Kawasan afektif, Penerimaan, Sambutan, Penghargaan, Pengorganisasian, Karakterisasi, internalisasin dan penjelmaan. 3) Kawasan konatif, gerakan jasmaniah biasa, gerakan indah, komunikasi nonverbal, dan perilaku verbal.
           Read More…

Jumat, 10 Agustus 2012

Polarisasi Cahaya

POLARISASI CAHAYA


Polarisasi adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari gelombang. Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang transversal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi. Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal.
Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar.  Suatu gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi.
Gejala polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali yang dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut.
Sinar alami seperti sinar Matahari pada umumnya adalah sinar yang tak terpolarisasi. Cahaya dapat mengalami polarisasi dengan berbagai cara, antara lain karena peristiwa pemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsi selektif, dan hamburan.

Biodiesel

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Biodiesel
Biodiesel merupakan suatu nama dari Alkyl Ester atau rantai panjang asam lemak yang berasal dari minyak nabati maupun lemak hewan. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin yang menggunakan diesel sebagai bahan bakarnya tanpa memerlukan modifikasi mesin. Biodiesel tidak mengandung petroleum diesel atau solar.
Biodiesel adalah senyawa mono alkil ester yang diproduksi melalui reaksi tranesterifikasi antara trigliserida dengan metanol menjadi metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis basa. Biodiesel mempunyai rantai karbon antara 12 sampai 20 serta mengandung oksigen. Adanya oksigen pada biodiesel membedakannya dengan petroleum diesel (solar) yang komponen utamanya hanya terdiri dari hidro karbon. Jadi, komposisi biodiesel dan petroleum diesel sangat berbeda.
Biodiesel terdiri dari metil ester asam lemak nabati, sedangkan petroleum diesel adalah hidrokarbon. Biodiesel mempunyai sifat kimia dan fisika yang serupa dengan petroleum diesel sehingga dapat digunakan langsung untuk mesin diesel atau dicampur dengan petroleum diesel. Pencampuran 20 % biodiesel ke dalam petroleum diesel menghasilkan produk bahan bakar tanpa mengubah sifat fisik secara nyata. Produk ini di Amerika dikenal sebagai Diesel B-20 yang banyak digunakan untuk bahan bakar bus.
Energi yang dihasilkan oleh biodiesel relatif tidak berbeda dengan petroleum diesel (128.000 BTU vs 130.000 BTU), sehingga engine torque dan tenaga kuda yang dihasilkan juga sama. Walaupun kandungan kalori biodiesel serupa dengan petroleum diesel, tetapi karena biodiesel mengandung oksigen, maka flash pointnya lebih tinggi sehingga tidak mudah terbakar. Biodiesel juga tidak menghasilkan uap yang membahayakan pada suhu kamar, maka biodiesel lebih aman daripada petroleum diesel dalam penyimpanan dan penggunaannya. Di samping itu, biodiesel tidak mengandung sulfur dan senyawa bensen yang karsinogenik, sehingga biodiesel merupakan bahan bakar yang lebih bersih dan lebih mudah ditangani dibandingkan dengan petroleum diesel.
Penggunaan biodiesel juga dapat mengurangi emisi karbon monoksida, hidrokarbon total, partikel, dan sulfur dioksida. Emisi nitrous oxide juga dapat dikurangi dengan penambahan konverter katalitik. Kelebihan lain dari segi lingkungan adalah tingkat toksisitasnya yang 10 kali lebih rendah dibandingkan dengan garam dapur dan tingkat biodegradabilitinya sama dengan glukosa, sehingga sangat cocok digunakan di perairan untuk bahan bakar kapal/motor. Biodiesel tidak menambah efek rumah kaca seperti halnya petroleum diesel karena karbon yang dihasilkan masih dalam siklus karbon.
Untuk penggunaan biodiesel pada dasarnya tidak perlu modifikasi pada mesin diesel, bahkan biodiesel mempunyai efek pembersihan terhadap tangki bahan bakar, injektor dan selang.

Tugas Makalah PAI

BAB 1  PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Alquran memberikan petunjuk ke arah pencapaian kebahagiaan yang hakiki, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan yang hendak di capai bukanlah kebahagiaan berdasarkan perkiraan pikiran manusia saja, melainkan kebahagiaan yang dirancang oleh pemilik dan pencipta kebahagiaan, yakni kebahagiaan abadi. Alquran memberikan petunjuk yang jelas, yaitu meletakkan seluruh aspek kehidupan kedalam kerangka ibadah kepada Allah SWT. Sebagai kitab petunjuk dan sebagai syariah terakhir, Alquran membawa nilai-nilai yang pernah ada. Nilai-nilai tersebut menyentuh semua potensi manusia dan segala aspek serta bidang kehidupannya. Salah satu nilai yang terdapat atau diajarkan dalam Alquran adalah bersikap istiqomah atau teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal saleh. Istiqomah berarti berpendirian teguh atas jalan yang lurus, berpegang pada aqidah dan melaksanakan syariat dengan teguh, tidak berubah dan berpaling walau dalam keadaan apapun. Fungsi petunjuk dari Alquran akan bermanfaat sesuai tujuannya apabila manusia menggunakannya sesuai petunjuk.

B.  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kaum muslimin yang telah mengenal agama Islam yang hanif ini dan telah mengenal lebih mendalam ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa mengetahui bagaimanakah kiat agar tetap istiqomah dalam beragama, mengikuti ajaran Nabi dan agar bisa tegar dalam beramal.

Akad Tabarru'

BAB I  PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan dengan orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia sangat beragam, sehingga terkadang secara pribadi ia tidak mampu untuk memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara manusia satu dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan, harus terdapat aturan yang menjelaskan hak dan kewajiban keduanya berdasarkan kesepakatan. Proses untuk membuat kesepakatan dalam rangka memenuhi kebutuhan keduanya, lazim disebut dengan proses untuk berakad atau melakukan kontrak. Hubungan ini merupakan fitrah yang sudah ditakdirkan oleh Allah, karena itu ia merupakan kebutuhan sosial sejak manusia mulai mengenal arti hak milik. Islam sebagai agama yang komperhensif dan universal memberikan aturan yang cukup jelas dalam akad untuk dapat diimplementasikan dalam setiap masa. Dalam pembahasan fiqih, akad atau kontrak yang dapat digunakan bertransaksi sangat beragam, sesuai dengan karakteristik dan spesifikasi kebutuhan yang ada.

B.       Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
  1. Mengetahui pengartian akad dan jenis-jenis akad
  2. Mengetahui pengertian tabarru’ dan jenis-jenis akad tabarru’
  3. Mengetahui pengertian hibah, hibah menurut Hukum Islam, hibah menurut Hukum Perdata Barat, rukun hibah, dan syarat hibah.