Media Pembelajaran Alifah
Selasa, 21 Agustus 2012
Teori Koneksionisme
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Teori
Koneksionisme
Koneksionisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun
Berhaviorisme. Teori belajar koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike
(1874-1949). Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang
berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun 1895, S2 dari
Harvard tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898. Buku-buku
yang ditulisnya antara lain Educational Psychology (1903), Mental and social
Measurements (1904), Animal Intelligence (1911), Ateacher’s Word Book
(1921),Your City (1939), dan Human Nature and The Social Order (1940).
Teori Thorndike dikenal dengan teori Stimulus-Respons. Menurutnya,
dasar belajar adalah asosiasi antara stimulus (S) de¬ngan respons(R). Stimulus
akan memberi kesan ke-pada pancaindra, sedangkan respons akanmendorong
seseorang untuk melakukan tindakan. Asosiasi seperti itu disebut
Connection.Prinsip itulah yang kemudian disebut sebagai teori Connectionism.
Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang
menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan
respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya
perangsang. Dari eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle
box) diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons,
perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha
–usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error)
terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error
learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut
hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh
Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori
asosiasi. Adanya pandangan-pandangan Thorndike yang memberi sumbangan yang
cukup besar di dunia pendidikan tersebut maka ia dinobatkan sebagai salah satu
tokoh pelopor dalam psikologi pendidikan.
Kurikulum
Pengertian
Kurikulum Menurut Para Ahli
1.
Nengly and Evaras (1976), Kurikulum adalah semua
pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para
siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
2.
Inlow (1966), Kurikulum
adalah susunan rangkaian dari hasil belajar yang disengaja. Kurikulum
menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi) dari hasil pengajaran.
3.
J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku
Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan arti
kurikulum sebagai berikut” The curriculum is the sum totals of schools efforts
to influence learning, whether in the class room, on the play ground, or out of
school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam
ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum.
Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.
4.
Valiga, T & Magel, C., Kurikulum
adalah urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara
berfikir dan bertindak.
5.
Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih
dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses
pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan
bahwa kurikulum yaitu to be composed of all the experiences children have
under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C.
Doll (1974) yang mengatakan bahwa : ” …the curriculum has changed from
content of courses study and list of subject and courses to all experiences
which are offered to learners under the auspices or direction of school.
6.
Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu;
7.
Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu
perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari
suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu
bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan
strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan
baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
8.
Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan
pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum
berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin
berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan
tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu
institusi pendidikan.
Jawaban UTS Pengelolaan Pendidikan
Nama : Alifah Ulfah
NIM : 1005151
Jurusan : Pendidikan Teknologi Agroindustri
Mata
Kuliah : Pengelolaan Pendidikan
Dosen : Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto,
M.Pd.
1.
Jelaskan
makna istilah-istilah: (a)
pendidikan, (b)
pengajaran, (c)
pelatihan, (d)
kebudayaan, (e)
peradaban, dan (f)
keterkaitan hubungan di antara kelima istilah itu!
Jawab:
a.
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Sumber: UUSISDIKNAS NO. 20 Tahun 2003).
Pendidikan
merupakan usaha yang diciptakan lingkungan secara sengaja dan bertujuan untuk
mendidik, melatih, dan membimbing seseorang agar dapat mengembangkan kemampuan
individu dan sosial.
Sumber:
Komariah, Aan.
Et al. 2010. Pengelolaan Pendidikan.
Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.
b. Pengajaran adalah aktivitas atau proses yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan atau
kemahiran yang tertentu. Meliputi perkara-perkara seperti aktivitas
perancangan, pengelolaan, penyampaian, bimbingan, dan penilaian dengan tujuan
menyebarkan ilmu pengetahuan atau kemahiran kepada pelajar-pelajar dengan cara
yang berkesan.
c. Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku
dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan
praktek daripada teori, atau pelatihan merupakan aktivitas antara ahli (expert) dan pembelajar (learner) bekerja sama dalam rangka
mentransfer informasi secara efektif dari ahli
kepada pembelajar (learner)
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keahlian pembelajar sehingga
pembelajar dapat menampilkan pengerjaan tugas dan pekerjaan lebih untuk
selanjutnya.
d. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sumber:
e. Peradaban merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok
manusia yang mengatasi negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari
yang lain , tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Atau peradaban adalah
pencapaian dan pembangunan manusia dalam segala bidang termasuk dalam bidang
fisikan ataupun spiritual. Peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya
dengan masyarakat. Seringkali istilah peradaban digunakan untuk merujuk pada
suatu masyarakat “kompleks”, masyarakat yang mempraktikan pertanian intensif,
memiliki pambagian kerja, dan kepadatan penduduk yang mencukupi untuk membentuk
kota-kota. Peradaban dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada
seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia
atau peradaban global). Istilah peradaban sendiri sebanarnya lebih digunakan
sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya.
Sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)